Macam-Macam Pendekatan Dalam Pembelajaran
Macam-Macam Pendekatan Dalam Pembelajaran
Menurut Ramayulis
pendekatan pandangan falsafi terhadap subject matter yang harus diajarkan dan
selanjutnya melahirkan metode mengajar.
Menurutnya setidaknya ada enam pendekatan yang dapat digunakan pendidikan Islam
dalam pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu :
Pendekatan pengalaman.
Pendekatan pengalaman yaitu pemberian pengalaman keagamaan kepada
peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. Dengan pendekatan
ini peserta didik diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman keagamaan,
baik secara individual maupun kelompok. Ada pepatah yang mengatakan bahwa
pengalaman adalah guru yang paling baik.
Pendekatan pembiasaan
Pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang
sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja
yang kadang kala tanpa dipikirkan. Pendekatan pembiasaan dalam pendidikan berarti
memberikan kesempatan kepada peserta didik terbiasa mengamalkan ajarannya.
Pendekatan emosional
Pendekatan emosional
adalah usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini
ajaran Islam serta dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Pendekatan rasional
Pendekatan rasional yaitu
suatu pendekatan mempergunakan rasio dalam memahami dan menerima kebesaran dan
kekuasaan Allah. Dengan kekuatan akalnya manusia dapat membedakan mana yang
baik dan mana yang buruk, bahkan dengan akal yang dimilikinya juga manusia juga
dapat membenarkan dan membuktikan adanya Allah.
Pendekatan fungsional
Pendekatan fungsional yaitu suatu pendekatan dalam rangka
usaha menyampaikan materi agama dengan menekankan kepada segi kemanfaatan pada
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Ilmu Agama yang dipelajari anak di sekolah bukanlah hanya
sekedar melatih otak tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik dalam kehidupan
individu maupun dalam kehidupan social.
Pendekatan keteladanan
Pendekatan keteladanan
adalah memperlihatkan keteladanan baik yang berlangsung melalui penciptaan
kondisi pergaulan yang akrab antara personal sekolah, perilaku pendidik dan tenaga
kependidikan lainnya yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang tidak
langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah ketauladanan.