konstribusi yang disumbangkan oleh Pondok Pesantren Syech Hasan Yamani kepada alumni
Akselarasi ilmu pengetahuan
dan teknologi (Iptek) membawa perubahan drastis dan dramatis, dinamika hidup
kian cepat, umat manusia sebagi subyek dan objek kehidupan begitu terpesona
akan keberhasilannya melakukan eksploitasi sains dalam menjalankan profesi
cita-cita hidupnya. Penetrasi teknologi dan pemakaiannya yang makin meluas,
meretas sistem transformasi dan komunikasi yang canggih. Kemajuan ini mengakses
teknologi informasi ke dalam ranah kehidupan umat manusia-menggiring masyarakat
kosmos ke dalam lingkungan global yang tanpa sekat, melebur menjadi banyak
negara menjadi sebuah desa, karena batas-batas geografi semakin tipis.[1]
Mengamati kemajuan sekarang,
umat Islam tampak mengekor dari belakang, dan orang Barat (non Islam)
mendominasi kemajuan. Umat Islam seakan tidak berdaya menghadapi perkembangan,
bahkan terkesan ingin membentuk dunia lain- yang bebas dari ambisi dan hegemoni
Barat. Menurut Huff yang dikutip Marsudi W. Kisworo bahwa:
“Tanggapan
umat Islam terhadap lahirnya abad informasi ini amatlah rendah, rendahnya
tanggapan ini ternyata bukanlah factor demografi atau ekonomi, tetapi lebih
disebabkan oleh dilema yang terjadi antara kultur masyarakat muslim dengan
modernisasi abad informasi yang seolah-olah bertolak belakang”.[2]
Dalam Al-Qur’an dan
Al-Hadits, Islam bersifat universal dan mencakup segala aspek kehidupan
manusia.[3]
Konsep itu menuntut bahwa, umat Islam harus pro-aktif dam berdialektika dengan
dinamika zaman. Jika tidak, akan tergilas oleh perubahan, dan umat Islam masa
kini tidak mampu membuktikan agamanya sebagai agama rahmatan lil ‘alamin.
Untuk dapat mengemban misi suci Islam tersebut, maka umat Islam harus memiliki
sumber daya manusia yang berkualitas.
Sumber daya manusia (SDM)
adalah kekuatan dan modal dalam pengelolaan pembangunan. Arah yang dibutuhkan
pembangunan adalah peningkatan kepada kemajuan yang lebih baik di segala segmen
kehidupan. Motor dari segala peningkatan akan kemajuan adalah pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu system yang teratur dan sistematis serta mengemban
misi yang cukup luas, yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan
fisik, kesehatan, ketrampilan, pikiran, perasaan, kemauan, social, sampai
kepada masalah kepercayaan atau keimanan.
Pesantren sebagai lembaga pendidikan
Islam sekaligus sebagai media pembinaan sumber daya manusia, dianggap strategis
untuk melakukan pembinaan-pembinaan, baik secara eksternal maupun internal. Hal
ini juga berlaku bagi Pondok Pesantren Syech Hasan Yamani Parappe, Kecamatan
Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, sebagai media pembinaan sumber daya
manusia yang berkualitas, berwawasan pembangunan dalam bingkai iman dan taqwa.
Pembinaan internal dan
eksternal yang menjadi peranan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan
Islam, secara rinci dikemukakan dalam buku Kendali Mutu Pendidikan Agama
Islam, sebagai berikut:
Pembinaan secara
internal berarti sekolah harus membangun kerjasama yang baik antara para
personil yang terkait untuk mewujudkan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang
sesungguhnya; sedangkan pembinaan eksternal berarti sekolah harus mampu
berkomunikasi dengan social secara kondusif berupa terciptanya kerjasama yang
saling mendukung.[4]
Fungsi-fungsi sekolah
termasuk pondok pesantren berupa fungsi terbangunnya hubungan internal dan
eksternal tersebut. Dalam ranah pembinaan internal, sekolah sebagai wadah
terbangunnya hubungan yang demokratis edukatif antara sesame guru-guru dengan
siswa dan sesama siswa. Dalam ranah
pembinaan eksternal, sekolah membangun kerjasama dengan lingkungan luar
sekolah. Misalnya dalam menangani masalah – masalah yang menghambat proses
pembelajaran peserta didik di sekolah, seperti latar belakang keluarga,
kemampuan akademik, dan pergaulan sehari-hari.
Seperti pondok pesantren
lainnya, Pondok Pesantren Syech Hasan Yamani Kecamatan Campalagian Kabupaten
Polman menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran berdasarkan ajaran Islam
dengan tujuan ibadah untuk mendapatkan ridha Allah Swt., para santri dan
santriwati yang bertaqwa kepada Allah Swt., berakhlak mulia, mempunyai
integritas pribadi yang kokoh, mandiri, dan mempunyai kualitas intelektual.[5]
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat dikatakan
bahwa yang menjadi tema sentral dalam penelitian ini adalah bagaimana
konstribusi yang disumbangkan oleh Pondok Pesantren Syech Hasan Yamani kepada
alumni (luaran)nya yang memiliki sumber daya manusia yang handal.
[1] Alwi Shihab, Islam Inklusif-Menuju
Sikap Terbuka dalam Beragama, Cet. IV, (Bandung: Mizan, 1999), h. 207
[2] Marsudi W. Kisworo,
makalah, Peranan Telematika dalam Kebangkitan Umat Islam, disampaikan
dalam Seminar Internasional yang bertema: Islam Asia Tenggara di Tengah
Revolusi ITC. (Makassar: 3-4 Juli 2002)
[3] Yusril Ihza Mahendra, 1996,
Fundamentalisme, Faktor dan Masa Depannya, dalam buku, Rekonstruksi
dan Renungan Religius Islam, M. Wahyuni Nafis (Editor), Jakarta:
Paramadina, h. 100
[4] Departemen Agama RI.,
2003, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Dirjen Bagais, h.
11.
[5] Tim Penyusun Departemen
Agama RI., 2003, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,
h. 1-3.