HASIL BELAJAR



Hasil belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari penilaian dari hasil belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Pengertian hasil adalah: “sesuatu  yang telah dicapai dari usaha yang telah dilakukan dan dikerjakan”[1]. Hasil akan ddapatkan dari suatu usaha, hasil tanpa usaha dnamakan dengan hasil taqdir bukan hasil uikhtiar. Sedangkan pengertian belajar menurut pengertian secara psikologis, “Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku”[2]

Maka hasil belajar adalah suatu bentuk hasil dari pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Dengan belajar berarti senantiasa merupakan kegiatan yang berlangsung didalam suatu proses dan terarah kepada suatu pencapaian suatu tujuan tertentu. Dalam  definisi yang lebih singkat dikemukakan bahwa “Hasil Belajar adalah hasil yang telah di capai (dilakukan dan dikerjakan) melalui proses belajar.”[3]

Hal senada juga diungkapkan Mas’ud Khasan Abdul Qahar, yang menyebutkan bahwa pengertian hasil belajar adalah “apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.”[4]
 Dengan demikian, dapat dinyatakan beberapa rumusan dari pengertian hasil belajar, diantaranya bahwa hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau materi yang dikembangkan oleh mata pelajaran.

Selanjutnya, hasil belajar menurut Nana Sudjana adalah ”kemampuan yang dimiliki siswa, setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”[5]
Sedangkan menurut Hadari Nawawi hasil belajar adalah “tingkat keberhasilan murid untuk mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi”[6]
Dalam dunia pendidikan, bentuk penilaian dari suatu prestasi biasanya dapat dilihat atau dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka. Jadi, hasil belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta didik dari aktivitas belajarnya yang ditempuh untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat diwujudkan dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka.
Hasil  belajar yang didapatkan oleh seorang siswa bersifat sementara kadang kala dalam suatu tahapan belajar, siswa yang berhasil secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal. Seperti angka raport rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir dan sebagainya.
            Faktor- Faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar menurut Muhibbin Syah adalah: “secara global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu .Faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar”.[7]
Adapun penjelasannya secara rinci adalah sebagai berikut:
Faktor Internal
Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni :
Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi jasmani yang tidak mendukung kegiatan belajar, seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan lain sebagainya sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. “Aspek fisiologis sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.”[8]
Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Diantaranya adalah tingkat intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa. “Psikologis siswa sangat menentukan keberhasilan siswa.”[9]

Intelegensi Siswa
Tingkat kecerdasan merupakan wadah bagi kemungkinan tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Jika tingkat kecerdasan rendah, maka hasil belajar yang dicapai akan rendah pula. Clark mengemukakan bahwa.”hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan”[10]. Sehingga tidak diragukan lagi bahwa tingkat kecerdasan siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Sikap Siswa
Menurut sudijono dan anas pengertian sikap adalah “pola tingkah laku yang tetap yang diperlihatkan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya”[11]. Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi dengan cara relatif tetap terhadap objek, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif terutama kepada guru dan mata pelajaran yang diterima merupakan tanda yang baik bagi proses belajar siswa. Sebaliknya, sikap negatif yang diiringi dengan kebencian terhadap guru dan mata pelajarannya menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut, sehingga prestasi belajar yang di capai siswa akan kurang memuaskan.
Bakat Siswa
Sebagaimana halnya intelegensi, bakat juga merupakan wadah untuk mencapai hasil belajar tertentu. Secara umum pengertian bakat menurut Hasbullah adalah “kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang”[12]. Bakat juga diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar.
Minat Siswa
Pengertian minat adalah “kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa”[13]. Siswa yang menaruh minat besar terhadap bidang studi tertentu akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lain, sehingga memungkinkan siswa tersebut untuk belajar lebih giat dan pada akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
Motivasi Siswa
Martin Handoko mengemukakan arti tentang motivasi sebagai “segala perbuatan manusia entah itu disadari ataupun tidak disadari, baik timbul dari kekuatan luar maupun kekuatan dalam, pada dasarnya mempunyai tujuan yang satu, yaitu mencari hal yang menyenangkan dan menghindari hal yang menyakitkan”[14].
Tanpa motivasi yang besar, peserta didik akan banyak mengalami kesulitan dalam belajar, karena motivasi merupakan faktor pendorong kegiatan belajar. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam,  yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi yang dipandang lebih esensial adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi/keadaan lingkungan di sekitar siswa. Adapun faktor eksteren yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah :
Lingkungan sosial
Lingkungan sosial siswa yang dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.di sekolah adalah para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelasnya  sedangkan masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa juga termasuk lingkungan sosial bagi siswa. Namun lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri. “Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan letak rumah, semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa”[15].

Lingkungan non sosial
Lingkungan non sosial ialah “gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa”[16]. Hal ini juga akan membawa dampak positif bagai semangat belajar anak bila lingkungan non sosialnya mendukung.
Faktor Pendekatan Belajar
Tercapainya hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh bagaimana aktivitas siswa dalam belajar. Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Sudarwan Danim mengatakan bahwa “faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga semakin mendalam cara belajar siswa maka semakin baik hasilnya”[17].
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor baik  yang terdapat dalam diri siswa seperti bakat, minat dan motivasi, maupun faktor yang terdapat dari luar yaitu lingkungan tempat siswa tersebut tumbuh dan berkembang.



[1] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia…, hal. 787.

[2] Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1979), hal.7.

[3] W.J.S. Porrdamimta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1987), Cet. Ke-10, hal. 768.

[4] Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional,1994), hal. 20.

[5] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Cet. Ke-4, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), hal. 22.


[6] Hadari Nawawi, Pengaruh Hubungan Manusia dikalangan Murid terhadap Prestasi Belajar di SD, (Jakarta: Analisa Pendidikan, 1981), hal. 100.

[7] Muhibbin Syah, op.cit., hal. 132.

[8] Aisyah Dahlan, Kesulitan Belajar  dan Penanggulangannya, (Jakarta: Yayasan Ihyaulumuddin, 1997), hal. 20.

[9] Ibid., hal. 22.

[10] Helen, Bimbingan dan Konseling, Cet. Ke-1, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal. 130.

[11] Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 123.

[12] Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2009, hal. 16.

[13] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia…, hal. 790.

[14] Martin Handoko, Peran Strategis Kapala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. (Jatinangor: Al-Qaprint, 1992), hal. 11.

[15] Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006), hal. 152.

[16] Ibid., hal. 153.

[17] Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kepandidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), hal. 26.

Popular posts from this blog

Macam-Macam Amtsal dan Contohnya

Langkah-Langkah Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TANAMAN SAWI