PENINGKATAN MUTU BELAJAR ANAK
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara
guru dan orang tua siswa. Ini suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa
tanpa adanya kerjasama maka upaya peningkatan mutu belajar tidak tercapai hasil
yang optimal. Baharuddin dalam hal ini mengatakan bahwa: “suatu kerjasama
antara orang tua, pemerintah, guru, dan masyarakat adalah suatu hal yang mutlak
diperlukan dan sudah dapat dipastikan bahwa tanpa adanya kerjasama ini, maka pendidikan
tidak akan dapat di selenggarakan dengan baik.”[1]
Guru
merupakan wakil dari orang tua mempunyai kewajiban mengisikan intelektual,
sikap, dan keterampilan anak di sekolah. Guru sebagai ibu/bapak tempat anak
mengadu, bertukar fikiran, memecah masalah, di samping itu guru juga memiliki
hak untuk menghukum, menasehati anak tatkala ia salah. Kesuksesan guru sebagai
pendidik di sekolah berkat kerjasama dengan orang tua, sebaliknya guru akan
sukar mendidik, membimbing, dan melatih anak di sekolah tanpa adanya kerjasama
dengan orang tua. Demikian pula para orang tua kan berhasil mendidik anaknya
bila bersenergi dengan guru-guru di sekolah.[2]
Zakiah
Darajat mengatakan bahwa kerjasama orang tua murid dengan guru terhadap
pendidikan anak antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Adanya
perhatian orang tua murid terhadap daftar nilai. Daftar nilai sebenarnya
laporan guru kepada orang tua tentang kemajuan serta didik mengenai pelajaran,
kelakuan dan kerajinannya. Dengan adanya pemberian daftar nilai akan tercipta
kerjasama yang baik antara orang tua murid dengan guru dalam memajukan
pendidikan anak di sekolah.
2.
Adanya
surat peringatan. Dengan pengiriman surat peringatan kepada peserta didik, maka
memberikan peluang kepada orang tua murid untuk datang ke sekolah dan menanyakan
permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan anaknya.
3.
Mengadakan
kunjungan kesekolah atau kerumah guru. Kunjungan orang tua murid ke sekolah
atau kerumah guru merupakan hal yang sangat positif dalam rangka peningkatan
mutu peserta didik. Di sekolah atau di rumah orang tua murid dengan guru dapat
menukar pikiran dalam rangka mendidik anak kearah kedewasaan.
4.
Mengadakan
pertemuan orang tua murid dengan guru. Pertemuan orang tua murid dengan guru
merupakan salah satu kerja sama yang sangat efektif dalam peningkatan
pendidikan anak, Karena denga adanya pertemuan tersebut dapat membicarakan dan
bahkan menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh peserta didik.
5.
Orang tua
murid denga dewan guru sama-sama memahami kebutuhan anak didik. Memahami
kebutuhan anak didik merupakan suatu hal yang sanagt penting, karena dengan
adanya pemenuhan keinginan anak didik, maka akan memudahkan dalam mengontrol,
mendidik dan merubah segala perilaku anak kearah kedewasaan.[3]
Dari
uraian diatas, maka dapat dipahami bahwa kerja sama orang tua dan pihak sekolah
sangat penting dalam rangka memajukan proses pendidikan anak didik. Semua
bentuk kerjasama tersebut sangat besar manfaat dan artinya dalam memajukan
pendidkan sekolah pada umumnya, dan anak didik khususnya.
1.
Adanya
perhatian orang tua murid terhadap daftar nilai.
Salah
satu bentuk kerjasama antara orang tua murid dengan guru yaitu adanya daftar
nilai atau sering dikenal dengan raport.Sebaiknya pembagian buku raport yang
dilakukan tiap semester, diselenggarakan melalui pertemuan antara orang tua
dengan para guru. Orang tua sedapat mungkin tidak mewakili kepada orang lain
dalam pembagian buku raport.
Dalam pertemuan ini,
kepala sekolah atau madrasah akan memberikan penjelasan-penjelasan kepada orang
tua murid tentang kegiatan belajar mengajar pada umumnya, khususnya tentang
mutu belajar pada umumnya, khususnya tentang mutu belaj pada umumnya, khususnya
tentang mutu belajar murid dan kelemahan-kelemahan yang perlu ditingkatkan oleh
para orang tua di rumah.
Muhammmad surya, menyebutkan bahwa “pengambilan
buku raport atau STTB sebagai laporan kemajuan belajar siswa akan lebih tepat
apabila dilakukan oleh orang tua secara langsung agar orang tua dapat
memperoleh penjelasan dari pihak sekolah. Selanjutya dapat dilakukan diskusi
untuk menetapkan langkah-langkah selanjutnya dalam kegiatan belajar mengajar.[4]
Dari
uraian dapat disimpulkan bahwa pembagian buku raport akan lebih efektif apabila
diserahkan langsung kepada orang tua, dalam pertemuan tersebut orang tua dapat
bermusyawarah langsung dengan guru tentang hal-hal penyebab menurunnya prestasi
belajar siswa dan sama-sama mencari jalan keluarnya.
2. Adanya surat peringatan.
Surat
peringatan merupakan surat yang dikeluarkan oleh sekolah untuk orang tua
mengenai permasalahan anaknya di sekolah. Dengan adanya surat peringatan dari
sekolah, memberikan peluang besar bagi orang tua untuk bertemu dengan para
guru. Orang tua dan guru dapat membahas permasalahan yang dihadapi siswa
misalnya menyangkut dengan kenakalan siswa, kelambanan belajar siswa, tingkat
kedisiplinan belajar siswa, dan lainnya.
Dalam menyampaikan masalah-masalah yang di
hadapi anak didik di
sekolah kepada orang tua, guru harus menjelaskannya dengan cara yang baik dan
jelas dengan cara bermusyawarah dengan orang tua dalam mencari
solusinya dan orang tua harus
bijaksana dalam menanggapi hal tersebut. Antara kedua belah pihak jangan saling
menyalahkan.
3. Mengadakan kunjungan kesekolah atau kerumah
guru.
Tanggung
jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya bukan hanya di rumah saja,
selebihnya orang tua lepas tangan tanpa mau tahu tentang hal anaknya disekolah.
Akan tetapi, orang tua juga mempunyai kewajiban mengontrol belajar anaknya di
sekolah salah satunya yaitu mengunjungi sekolah. Banyak orang tua yang enggan datang
ke sekolah anaknya di karenakan sibuk dengan pekerjaannya.
Kunjungan
orang tua ke sekolah bertujuan untuk meningkatkan hubungan yang harmonis antara
guru dan orang tua, dapat melahirkan sikap terbuka antara kedua belah pihak
dalam mendidik anak, melahirkan perasaan pada sekolah, bahwa orang tua bukan
hanya di rumah mengawasi dan mengontrol anaknya tetapi orang tua juga mempunyai
peranan penting di sekolah, terjadinya komunikasi dan saling memberi informasi tentang
keadaan anak serta saling memberikan petunjuk antara guru dengan orang tua.
4. Mengadakan pertemuan orang tua murid dengan
guru.
Di
antara banyak pertemuan emosional dan paling menantang dalam sejarah adalah
pertemuan yang lazim antara orang tua murid dan guru, karena dirumitkan oleh
banyaknya harapan, keinginan, kekhawatiran, dan sikap bertahan. Salah satu
kesulitan utama dalam konferensi orang tua murid dan guru adalah kemampuan
untuk saling mengenal dan terbiasa satu sama lainnya. Para guru mengatakan
bahwa orang tua menganggap semua yang disampaikan berkaitan dengan anak-anak
mereka akan dianggap sebagai serangan pribadi. Orang tua menyalahkan pada guru
karena terlalu banyak mengajar dan bukannya mendengarkan, terlalu banyak
menyalahkan dan bukannya memahami.[5]
Masalah
Konferensi yang dilaksanakan pada awal tahun ajaran dapat mencegah munculnya
sosial dan akdemis yang serius. Sejumlah sekolah dasar memulai praktek yang
sangat baik pada konferensi saat buku rapor pertama diterimakan.[6]
Menurut
John W. Santrock, untuk menghindari problem sejak awal, konferensi orang tua
dan guru pertama dapat dijadwalkan dalam dua minggu pertama masa sekolah
sehingga orang tua dapat mengajukan pertanyaan, keluhan, dan saran. Pada
pertemuan pertama ini guru mencari tahu tentang struktur keluarga murid, aturan
keluarga, peran keluarga, dan gaya belajar.[7] Dari penjabaran diatas, dengan
diselenggarakannya konferensi lebih awal, orang tua dan guru dapat berbagi
pengalaman dan pengetahuan mereka sejak lebih awal juga.
5.
Orang tua
murid dengan dewan guru sama-sama memahami kebutuhan anak didik.
Semua orang tua menginginkan anaknya berhasil
dalam belajar. Hal itu tak akan terwujud tanpa adanya kerjasama yang baik
antara orang tua murid dengan para dewan guru. Orang tua mendidik anaknya di
rumah, dan di sekolah untuk mendidik anak diserahkan kepada sekolah, agar
berjalan dengan baik kerjasama antara kedua belah pihak maka harus ada dalam
suatu rel yang sama dalam memenuhi kebutuhan anak baik saat anak berada di
rumah atau di sekolah.
Setiap ada sesuatu hal yang dirasakan janggal pada diri anak
baik di rumah ataupun di sekolah, baik orang tua ataupun guru harus sesegera
mungkin untuk menanganinya dengan cara saling menginformasikan di antara orang
tua dan guru, mungkin lebih lanjutnya mendiskusikannya supaya bisa lebih cepat
tertangani masalah yang dihadapai oleh anak dan tidak berlarut-larut. Oleh
karena itu seperti apa yang tertulis di atas bahwa orang tua dan sekolah
merupakan satu kesatuan yang utuh di dalam mendidik anak, agar apa yang
dicita-citakan oleh orang tua atau sekolah dapat tercapai, maka harus ada
kekonsistenan dari kedua belah pihak dalam melaksanakan program-program yang
telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Sutisna, beliau mengemukakan maksud hubungan
sekolah dengan masyarakat khususnya dengan orang tua yaitu sebagai berikut:
a.
Untuk
mengembangkan pemahaman tentang maksud-maksud dan saran-saran dari sekolah.
b.
Untuk
menilai program sekolah.
c.
Untuk
mempersatukan orang tua murid dengan guru dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan
anak didik.
d.
Untuk
mengembangkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan sekolah dalam era
pembangunan.
e.
Untuk
membangun dan memelihara kepercayaan masayarakat terhadap sekolah.
f.
Untuk
memberitahu masyarakat tentang pekerjaan sekolah.
g.
Untuk
mengerahkan dukungan dan bantuan bagi pemeliharaan dan peningkatan program
sekolah.
Jika hubungan antara orang tua dan guru sudah
terjalin dengan baik dan harmonis, maka akan memberikan efek yang baik
diantaranya yaitu sebagai berikut:
1.
Sekolah
senantiasa menjalin komunikasi yang harmonis dengan orang tua.
2.
Sekolah
berusaha melibatkan para orang tua siswa dalam pelaksanaan program sekolah
3.
Prosedur-prosedur
untuk melibatkan para orang tua siswa dalam kegiatan-kegiatan sekolah
disampaikan secara jelas, dan dilaksanakan secara konsisten.
4.
Orang tua
di sekolah ini mempunyai kesempatan untuk mengunjungi sekolah guna
mengobservasi program pendidikan.
5.
Pada
pertemuan antara orang tua dengan sekolah, tingkat kehadiran orang tua siswa
tinggi.
6.
Ada
kerjasama yang baik antara guru dan orang tua sehubungan dengan pemantauan
pekerjaan rumah.
7.
Para guru
sering berkomunikasi dengan para orang tua siswa tentang kemajuan siswa, dan
menunjukkan bidang-bidang keunggulan dan kelemahannya.
8.
Orang tua
dilibatkan dalam pembuatan keputusan-keputusan di sekolah.[8]
Dari penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa hubungan antara guru dan orang tua siswa sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas belajar siswa dan memberikan efek yang sangat penting diantaranya: sekolah senantiasa menjalin komunikasi yang harmonis dengan orang tua, sekolah berusaha melibatkan para orang tua siswa dalam pelaksanaan program sekolah, prosedur-prosedur untuk melibatkan para orang tua siswa dalam kegiatan-kegiatan sekolah disampaikan secara jelas, dan dilaksanakan secara konsisten, orang tua di sekolah ini mempunyai kesempatan untuk mengunjungi sekolah guna mengobservasi program pendidikan, pada pertemuan antara orang tua dengan sekolah, tingkat kehadiran orang tua siswa tinggi, ada kerjasama yang baik antara guru dan orang tua sehubungan dengan pemantauan pekerjaan rumah, para guru sering berkomunikasi dengan para orang tua siswa tentang kemajuan siswa, dan menunjukkan bidang-bidang keunggulan dan kelemahannya, orang tua dilibatkan dalam pembuatan keputusan-keputusan di sekolah.
[1]Baharuddin M, Anak Putus
Sekolah dan Masalah Penanggulangannya, (Jakarta: Yayasan Kesejahteraan
Keluarga Pemuda 66, 1982), h. 415.
[2]Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2008), h. 208-209.
[3]Zakiah Daradjat, Ilmu
Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 67.
[5]Dorothy Rich, Menciptakan
Hubungan Sekolah Rumah Yang Positif, (Jakarta: Indeks, 2008), h.36.
[6]Dorothy Rich, Menciptakan
Hubungan Sekolah..., h. 41.
[7]John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana,
2007), h. 99.
[8]Mulyasa, Implementasi..., h. 128-129.