Penerapan Disiplin Sekolah yang Efektif
Disiplin sangat penting bagi perkembangan anak didik.
Hal tersebut menurutt Slameto (2002:42) memenuhi beberapa kebutuhan tertentu
antara lain :
1. Memberi rasa aman dengan memberi tahu apa yang boleh
dan apa yang tidak boleh dilakukan.
2.
Sebagai pendorong ego yang mendorong anak mencapai apa
yang diharapkan darinya.
3.
Persiapan mental yang kuat
4.
Anak belajar menafsir, bahwa pujian sebagai tanda rasa
kasih sayang dan penerimaan.
5.
Memungkinkan hidup menurut standar yang disetujui
kelompok siswa.
6. Membantu anak mengembangkan hati nurani, suara hati,
membimbing dalam mengambilkeputusan dan pengembangan tingkah laku.
Disiplin sangat dibutuhkan dalam sebuah lemabaga
pendidikan dalam menunjang proses belajar mebgajar. Mastuhu (2003:113)
mengemukakan bahwa:
Disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk
berperilaku sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Disiplin mempunyai
empat unsur pokok yaitu: Peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam
peraturan, hukuman untuk pelanggaran peraturan, dan penghargaan untuk perilaku
yang baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku.
Untuk
lebih mengefektifkan penerapan disiplin, maka ada beberapa faktor yang harus
dilakukan pihak sekolah antara lain sebagai berikut:
1.
Peraturan
Pengertian
peraturan menurut Mastuhu (2003:112) adalah “pola yang ditetapkan untuk tingkah
laku”. Pola tersebut mungkin ditetapkan orang lain, guru atau teman bermain.
Tujuannya membekali anak dengan perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu
misalnya peraturan sekolah dan peraturan di rumah. Fungsi peraturan adalah
mempunyai nilai pendidikan sebab peraturan memperkenalkan kepada anak perilaku
yang disetujui anggota kelompok. Anak belajar dari peraturan tentang memberi
dan mendapatkan bantuan dalam tugas sekolahnya, bahwa menyerahkan tugas yang
dibuat sendiri merupakan satu-satunya metode yang dapat diterima disekolah
untuk menilai prestasinya.
Fungsi
peraturan menurut Mastuhu (2003:115) adalah membantu mengekang perilaku yang
tidak diinginkan, dalam hal ini siswa harus dapat meningkatkan disiplin belajar
dengan cara :
1) Hadir
di sekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran dimulai.
2) Mengikuti
semua kegiatan belajar mengajar dengan baik dan aktif.
3) Mengerjakan tugas-tugas dengan baik.
4) Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang
dipilihnya.
5) Memiliki kelengkapan belajar misalnya buku
dan alat belajar lainnya.
6) Mengikuti
upacara hari besar agama, nasional yang diselenggarakan
sekolah.
7) Berperan
serta melaksanakan 5K.
8) Tidak meninggalkan sekolah/kelas sebelum
mendapat ijin kepala sekolah/guru yang bersangkutan.
9) Mengikuti
senam yang diselenggarakan di sekolah.
10) Mematuhi
tata tertib sekolah.
Pembudayaan
disiplin tidak cukup hanya melalui peraturan tata tertib yang dirumuskan secara
lisan atau tertulis saja. Keteladanan, dorongan serta bimbingan dalam
bentuk-bentuk kongkrit sangat diperlukan bahkan keikutsertaan semua warga
sekolah secara langsung akan lebih tepat dan berhasil.
2.
Hukuman
Menurut Starawaji (online:19/4/2011) fungsi hukuman ada tiga macam, yaitu :
1) Menghalangi, maksudnya hukuman menghalangi
pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat.
2) Mendidik, sebelum anak mengerti peraturan mereka
akan dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain salah dengan
mendapat hukuman karena melakukan tindakan yang salah dan tidak menerima
hukuman bila mereka melakukan tindakan yang diperbolehkan.
3)
Memberi
motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak diterima masyarakat.
Hukuman
yang bersifat mendidik akan dapat mempengaruhi tegaknya disiplin di sekolah.
Hukuman akan mempengaruhi watak siswa yang melanggar aturan yang telah
disepakati oleh sekolah dan peserta didik.
Untuk
penegakan disiplin, menurut Starawaji
(online:19/4/2011) hukuman
harus memenuhi suatu persyaratan yang baik, yaitu:
1) Hukuman harus disesuaikan dengan
pelanggaran, dan harus mengikuti pelanggaran sedini mungkin sehingga anak-anak
akan mengasosiasikan keduanya.
2) Hukuman yang diberikan harus konsisten
sehingga ank itu akan mengetahui kapan saja suatu peraturan dilanggar, hukuman
tidak dapat dihindari.
3) Hukuman harus konstruktif sehingga memberi
motivasi untuk yang disetujui secara sosial di masa mendatang.
4) Adapun
bentuk hukuman yang diberikan, sifatnya hars impersonal sehingga anak itu tidak
akan menginterpretasikannya sebagai “kejahatan” si pemberi hukuman.
5) Hukuman tidak boleh membuat anak merasa
terhina atau menimbulkan rasa permusuhan.
6) Hukuman harus mengarah ke pembentukan hati
nurani untuk menjamin pengendalian perilaku dari dalam di masa mendatang.
- Penghargaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:168), istilah
penghargaan berarti “tiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang baik”.
Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat berupa kata-kata pujian,
senyuman atau tepukan di punggung.
Fungsi penghargaan menurut Dalyono (2001:121) ada
tiga macam yaitu :
1)
Mempunyai nilai mendidik. Bila suatu tindakan
disetujui, anak merasa hal itu baik.
2)
Mempunyai nilai penghargaan yang berfungsi sebagai
motivasi untuk mengulangi perilaku yang disetujui secara sosial.
3)
Penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang
disetujui secara sosial, tiada penghargaan melemahkan keinginan untuk
mengulangi perilaku ini.
Berdasarkan uraian di atas betapa pentingnya
penghargaan yaitu sebagai motivasi anak untuk lebih giat belajar dalam mencapai
hasil belajar yang baik. dengan adanya pengahargaan maka minat belajar akan
lebih tinggi hadir dalam diri siswa.
- Konsistensi
Pengertian konsistensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:256) adalah ”tingkat
keseragaman atau stabilitas”. Bila disiplin itu konstan akan ada kebutuhan
perkembangan yang berubah. Konsistensi ini harus menjadi ciri semua aspek
disiplin. Harus ada konsistensi dalam peraturan yang digunakan sebagai pedoman
perilaku, konsistensi dalam cara peraturan yang diajarkan dan dipaksakan, dalam
hukuman yang diberikan pada mereka yang tidak menyesuaikan pada standar, dan
dalam penghargaan bagi mereka yang menyesuaikan.
Fungsi konsistensi menurut Dalmono (2002:
36) ada tiga macam, yaitu:
1)
Mempunyai
nilai mendidik yang besar
2) Konsistensi mempunyai nilai motivasi yang
kuat.
3) Konsistensi mempertinggi penghargaan
terhadap peraturan dan orang yang berkuasa.
Konsistensi sangat membantu siswa dalam
mendorong minat siswa untuk belajar yang baik dan tekun. Hal ini dapat
mendorong siswa untuk meraih prestasi.
Penerapan disiplin yang efektif akan dapat melahirkan kesadaran siswa dalam
berdisiplin di lembaga pendidikan. Dengan disiplin yang tinggi maka siswa akan
dapat meraih prestasi yang lebih baik.