Peran Penting Hama Serangga dalam Bidang Pertanian

Pengertian Serangga

Serangga merupakan salah satu hewan yang paling sukses di dunia yang menempati berbagai bentuk habitat, yaitu air, tanah, udara, hutan, tetumbuhan, tanah, manusia, hewan, dan berbagai habitat lainya. Serangga hidup dengan memakan bahan keras seperti kayu, menghisap cairan tanaman, menghisap darah manusia dan hewan, atau menyerap berbagai bentuk makanan lainya, baik saling menguntukngkan keduanya atau sebagai parasit yang merugikan satu sama lain (Sambel, 2009:35).


Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini dan ia dapat sukses beradaptasi dengan lingkungannya. Hal tersebut disebabkan oleh ukuran tubuhnya yang kecil, kemampuan reproduksinya yang cepat (poliembrioni), lapisan tubuhnya yang dilapisi oleh kitin untuk mengurangi penguapan, morfologi dan fisiologinya yang mudah beradaptasi, dapat bermetamorfosis, dan mempunyai kemampuan bertahan diri yang efektif, berupa sengat, bau-bauan, dan kemampuan mobilisasi yang cepat (Boror dkk, 1992:32).

Dalam kehidupan manusia, serangga berperan penting antara lain di bidang pertanian yaitu sebagai pembantu terjadinya penyerbukan; di bidang ekonomi seperti produksi sutera dari ulat sutera, madu dari lebah, lak sebagai bahan insulin, kupu-kupu dan sebagainya; sebagai makanan, seperti rayap dan belalang; dekompser, pemakan bangkai (entomologi forensik), pemakan kotoran (sakrofag), menambah kesuburan tanah, pengobatan, dan bahan untuk penelitian (Darmadi, 2001:87).

Interaksi Serangga dengan Manusia

Serangga berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan manusia, hewan dalam suatu rantai makanan. Hubungan antara manusia, hewan dan tumbuhan dengan serangga sangat erat. Sehingga, pengetahuan tentang bioekologi serangga dan peranannya menjadi sangat penting (Darmadi, 2001:89).

Serangga juga dapat bersifat merugikan. Misalnya serangga sebagai organisme penggangu tanaman (OPT); adalah segala makhluk hidup yang kehadiran dan aktivitasnya berinterferensi dengan kepentingan manusia. Salah satu aktivitas itu adalah sebagai hama, yang umumnya adalah dari kelompok serangga (Darmadi, 2001:90)

Bentuk-bentuk Tubuh Serangga

Bagian luar tubuh serangga terdiri dari 3 lapisan utama, yaitu lapisan dasar (basement membrane), hipodermis, dan kutikula. Kutikula merupakan sel-sel mati yang dibentuk oleh sel hidup di bawahnya. Secara umum, kutikula terdiri dari lapisan prokutikula dan epikutikula. Prokutikula lebih tebal dan pada epikutikula terbagi menjadi endokutikula dan eksokutikula. Epikutikula sendiri dilapisi oleh lapisan kutikulin disebelah dalam dan lapisan lilin di sebelah luar. Kutikula pada tubuh serangga pada umumnya sangat tahan, tidak ladrut dalam air, alkohol, asam encer dan alkali, karena mengandung senyawa kitin (C8H13NO5)n utamanya di bagian prokutikula (Ruslan, 2004:98).

Pada umumnya tubuh serangga keras, karena proses pengerasan oleh sklerotin yang disebut sklerotinisasi. Namun, dalam keadaan tertentu kutikula dapat bersiaft tipis, lunak, dan lentu. Dengan sifat tersebut, serangga mudah bergerak. Kutikula relatif tidak permiabel dan bila keadaanya tipis, maka dapat dilewati oleh gas dan air.

Dinding tubuh pada serangga kemudian membentuk skelet luar yang disebut eksoskeleton. Fungsi eksoskeleton adalah untuk melekatkan otot, melindungi tubuh bagian dalam dari kekurangan atau kehilangan air, menerima rangsangan dari luar, melindungi tubuh dari gangguan fisik, memberi bentuk dan membantu dalam pergerakan (Natawigena, 1990:36).

Bentuk Kepala Serangga

Bentuk kepala serangga lazimnya lonjong seperti kapsul (Hadi, dkk. 2009). Pada kepala terdapat alat mulut, antena, mata majmuk, dan mata tunggal (Ocellus). Permukaan belakang kepala biasanya berupa foramen magnum foramen oksipitale, dari lubang ini merupakan saluran urat syaraf ventral, trakea, system saluran pencernaan, urat daging, dan kadang-kadang saluran darah dorsal.

Secara umum menurut  Jumar (2000:124), posisi kepala serangga berdasarkan letak alat mulut terbagi tiga, yaitu :

  1. Hypognatus (Vertikal), apabila bagian dari alat mulut mengarah ke bawah dan segemen-segmen kepala ada yang dalam posisi sama dengan tungkai. Contoh pada Vallya sp (Orthoptera).
  2. Prognatus (horizontal), apabila bagian dari alat mulut mengarah ke depan dan biasanya serangga ini aktif mengejar mangasa, seperti Coccinela orcuta (Ordo : Coleoptera).
  3. Opistognatus (Oblique), apabila bagian dari alat mulut mengarah ke belakang dan terletak di antara sela-sela pasangan tungkai. Seperti walang sangit, Leptocorixa acuta (Ordo : Hemiptera).

Bentuk dan Jenis Mata Serangga

Pada serangga terdapat dua jenis mata, yaitu mata tunggal (Ocelli) dan mata majemuk (compound eyes). Mata tunggal pada serangga terdiri dari dorsal ocelli dan lateral ocelli. Pada dorsal ocelli terdapat pada fase larva dan dewasa. Pada mata tunggal terletak mengelompok sebanyak tiga buah yang membentuk formasi segitiga, untuk menangkap intensitas cahaya. Lateral ocelli biasanya terdapat pada fase larva. Lateral ocelli jumlahnya beragam, dari satu hingga enam letaknya pada gena. Fungsi dari lateral ocelli adalah untuk menlihat, yaitu menangkap suatu bentuk dan warna. Beberapa jenis serangga termasuk kupu-kupu tidak memiliki ocelli, sedangkan ngengat memilki dua buah yang terdapat di dekat dasar antenna (Natawigena, 2000:47)

Mata majemuk terdapat pada sisi bagian depan kepala. Bentuk beragam dari cembung, bulat, dan lonjong. Mata majemuk tidak dapat digerakkan, tidak dapat ditutup, dan tidak dapat difokuskan terhadap sasaran dan berbagai jarak. Mata majemuk terdiri dari sejumlah mata facet (ommatidium) yang masing-masing mempunyai kornea sendiri yang berbentuk hexagonal. Pada umumnya setiap mata facet tersususn berlapis. Secara berurutan, pada lipasan atas terdapat kutikula bening dan transparan, di bawah kornea terdapat lapisan korneagen, di bawahnya lagi terdapat sel kerucut kristal dan sel pigemen primer. Pada bagian dasar ada sel penglihat berupa retinula yang teridiri dari rhabdon dan sel optik (Natawigena, 2000:49).

Mengenal Antena pada Serangga

Antena serangga lazimnya terletak di bagain kepala serangga dan berfungsi untuk menerima rangsang seperti rasa, bau, raba dan panas. Pada dasarnya antena serangga terdiri atas tiga ruas. Ruas pada bidang dasar disebut dengan scape, ruas di atas scape disebut pedisel dan pada bagian secara keseluruhan disebut flagela (Jamaknya flagellum). Variasi dari antena sangat beragam, hal ini bermanfaat dalam hal identifikasi. Pada beberapa jenis serangga, jenis antenanya berbeda-beda (Natawigena, 2000:54).

Bentuk Mulut Serangga

Bagian-bagian mulut serangga secara khas terdiri dari dari sebuah labrum, sepasang masing-masing mandibula, maksila, satu labium, dan sebuah hipofaring. Struktur-struktur itu dimodifikasi, kadang-kadang secara nyata, pada kelompok-kelompok serangga yang berbeda dan sering kali dipakai dalam klasifikasi dan identifikasi (Natawigena, 2000:60).


Labrum, atau bibir atas adalah gelambir sepert sayap yang lebar dan terletak di bawah klipeus pada sisi anterior kepala di depan bagian-bagian mulut yang lain. Pada bagian posterior atau sisi ventral labium mungkin ada daerah yang membengkak yaitu epifaring (Natawigena, 2000:68)
Mandibula adalah rahang-rahang yang berpasangan, sangat bersklerotisasi, tidak beruas dan terletak di belakang labrum. Madibel-mandibel dari serangga pengunyah mempunyai struktur yang bervariasi. Umumnya mempunyai dua macam gerigi pemotong atau pengerus dan pada yang lainya tampak panjang dan berbentuk seperti sabit (Natawigena, 2000:69).

Maksila adalah struktur yang berpasangan terletak di belakang mandibel, beruas dan masing-masing mengadung organ perasa yaitu palpus maksila. Ruas dasar maksila disebut kardo, dan ruas kedua disebut stipes. Palpus timbul dari gelambir stipes yang disebut palpifer. Stipes pada ujungnya mengandung dua juluran yang disebut lasinia, struktur yang memanjang seperti geraham, sebuah strutur seperti capung dan galea (Boror, 1992:58).

Labium terletak pada bagian belakang alat mulut dan membentuk bibir bawah. Labium terbentuk dari sepasang embelan yang bersatu. Labium teridri dari subemntum, mentum, dan ligula (Boror, 1992:61).

Bentuk dan Jenis Kaki Serangga

Kaki pada serangga terletak pada bagian thoraks dan terdiri dari beberapa ruas. Ruas pertama merupakan bagian langsung yang melekat pada thoraks yang disebut coxa. Ruas kedua berukuran lebih pendek dari coxa dan sebagian bersatu dengan ruas ketiga yang disebut torkhanter. Ruas ketiga disebut dengan femur yang merupakan ruas terbesar. Selanjutnya ruas ke empat disebut tibia, biasanya lebih ramping tetapi biasanya sama panjangnya dengan femur, pada bagian ujungnya biasanya terdapat duri-duru atau taji. Ruas terakhir disebut tarsus, biasanya beruas 1-5. Di ujung ruas terakhir tarsus, terdapat pretarsus yang terdiri dari sepasang kuku tarsus yang disebut claw. Di antara kuku-kuku tersebut terdapat struktur seperti bantalan yang disebut orolium (Boror, 1992:69).

Fungsi kaki serangga

Berdasarkan fungsinya, kaki serangga dikelompokkan menjadi tipe-tipe sebagai berikut : Tipe cursorial (berlari), fussorial (menggali), saltorial (meloncat), raptorial (menangkap dan mencengkram mangsa), natatorial (berenang), dan amboratorial (berjalan) (Jumar, 2000:65).

Bentuk dan jenis Sayap Serangga

Sayap merupakan tonjolan dari bagian integumen dari bagian mesothraks dan metathoraks. Tiap sayap tersusun atas lapisan atas dan bawah yang terbuat dari kitin yang tipis. Bagian pada sayap yang tampak tebal disebut pembuluh sayap atau rangka sayap, yang memanjang disebut rangka sayap longitudinal dan yang melintang disebut rangka sayap melintang (Boror, 1992:74).

Serangga ada yang mempunyai sayap (Pterogyta) dan tidak mempunyai sayap (apterogyta). Sayap serangga terletak pada mesothoraks dan metathoraks, apabila serangga memiliki dua pasang sayap. Jika serangga hanya memilki tiga pasang sayap, maka sayap tersebut terlatak pada mesothoraks dan pada bagian metathoraks terdapat sepasang halter yang berfungsi sebagai alat keseimbangan pada saat serangga terbang.

Modifikasi sayap pada serangga antara lain ada halter pada Diptera, elytra pada Colepotera, Hemelytra pada hempitera, sayap berumbai pada Thysanoptera, sisik dan rambut pada Lepidoptera, Trichoptera, dan beberapa diptera (Jumar, 2000:75).

Abdomen pada serangga

Abdomen pada serangga primitif tersusun atas 11-12 ruas yang dihubungkan oleh bagian seperti membran. Jumlah ruas untuk tiap spesies tidak sama. Perkembangan evolusi serangga menunjukkan pengurangan banyaknya ruas abdomen. Abdomen pada bagian atas disebut tergum, pada bagian abawah disebut sternum, dan bagian tengah yang disebut pleuron. Pada serangga betina embelan-embelan termodifikasi pada ruas abdomen ke delapan dan dan kesembilan membentuk alat peletakan telur yang disebut ovpositor yang terdiri atas dua pasang katup yang disebut valviver dan selanjutnya disebut valvulae (Jumar, 2000: 78).

Popular posts from this blog

Macam-Macam Amtsal dan Contohnya

Langkah-Langkah Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TANAMAN SAWI