Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa



Dari penjelasan yang telah lalu, motivasi belajar mengandung muatan arti sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi merupakan pendorong jiwa seseorang dalam melakukan sesuatu dalam mencapai tujuannya.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut:
1.      Kematangan
Dalam pemberian motivasi, faktor kematangan fisik, sosial dan psikologi harus diperhatikan, karena hal itu dapat mempengaruhi motivasi. Seandainya dalam pemberian motivasi itu tidak memperhatikan kematangan, maka akan mengakibatkan frustasi dan mengakibatkan hasil belajar tidak optimal.


2.      Usaha yang bertujuan
Setiap usaha yang dilakukan harus mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat dorongan untuk belajar. Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi dengan mengetahui hasil belajar, siswa terdorong untuk lebih giat belajar. Apabila hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa akan berusaha untuk mempertahankan atau meningkat intensitas belajarnya untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik di kemudian hari. Prestasi yang rendah menjadikan siswa giat belajar guna memperbaikinya (Siagian, 1983:24).
3.      Keterampilan Guru dalam Mengajar
Uno (2002:36) mengatakan tentang keterampilan guru mengajar sebagai berikut: “Keterampilan guru mengajar adalah salah satu jenis keterampilan yang harus dikuasai guru”. Dengan memiliki keterampilan mengajar, guru dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik yang berimplikasi pada motivasi belajar dan peningkatan kualitas lulusan sekolah. Karena keterampilan guru mengajar berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi dengan siswa, pengetahuan yang dimiliki serta bagaimana menginformasikan pengetahuan tersebut kepada siswa sehingga siswa menjadi sadar terhadap pengetahuan tersebut. Guru yang memiliki keterampilan mengajar akan menerapkan praktek-praktek pengajaran yang bervariasi dalam kelas mereka.
4.      Partisipasi
Dalam kegiatan mengajar perlu diberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan belajar. Dengan demikian kebutuhan siswa akan kasih sayang dan kebersamaan dapat diketahui, karena siswa merasa dibutuhkan dalam kegiatan belajar itu. Partisipasi sangat penting dalam memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar. Partisipasi sangat menentukan hasil belajar yang baik (Uno, 2001:12).
5.      Menampilkan kepribadian yang baik
Intruksi langsung dapat diberikan ketika memberikan materi baru. Pemberian materi baru dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sederhana serta instruksi dan penjelasan yang jelas dan mendetail. Langkah-langkah yang sederhana bertujuan untuk memastikan bahwa kemampuan siswa dalam memproses informasi tidak berlebihan (overload) dan siswa dapat memproses informasi dengan efektif dan menyimpannya dalam memori sebelum materi yang baru diberikan. Siagian (1983:30) mengtakan bahwa instruksi dan penjelasan yang jelas dan mendetail bertujuan sebagai berikut: “Untuk memastikan siswa memahami isi materi dan tidak terikat dalam proses mental yang kompleks untuk memahami apa yang guru katakan”.
Memberikan latihan juga merupakan instruksi langsung guru kepada siswanya. Latihan yang diberikan harus disertai dengan bimbingan guru sehingga guru dapat memeriksa pemahaman siswa. Siagian (1983:31) mengatakan bahwa: “Latihan merupakan suatu bentuk dari pengulangan, yang akan membantu untuk mengorganisasikan dan menyimpan informasi dalam memori”. Dengan latihan yang berulang, materi dan keahlian yang dipelajari dapat dipahami dengan sedikit perhatian.
6.      Umpan Balik yang Tepat
Winkel (2000:124) mengatakan sebagai berikut: “Umpan balik merupakan sumber lain dari pembelajaran yang efektif”. Guru yang memberitahukan kepada siswa bahwa penampilan mereka baik, memberikan informasi yang benar saat terjadi kesalah-pahaman pada siswa, dan jika dibutuhkan mengajarkan kembali materi yang belum dipahami siswa akan membantu memperkuat kesadaran awal siswa mengenai kemampuan mereka dalam belajar. Hal ini merupakan suatu dorongan kepada siswa yang dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.
7.      Penghargaan
Tim Penyusunan Kamus Pusat Bahasa (2002:168) mengartikan “Penghargaan sebagai tiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang baik”. Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat berupa kata-kata pujian, senyuman atau tepukan di punggung. Pemberian penghargaan itu dapat membangkitkan siswa untuk mempelajari atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan berperan untuk membuat pendahuluan saja. Penghargaan adalah alat, bukan tujuan. Hendaknya diperhatikan agar penghargaan ini menjadi tujuan. Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah seseorang menerima pengharagaan karena telah melakukan kegiatan belajar yang baik, ia akan melanjutkan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas.
Fungsi penghargaan menurut Dalyono (2001:121) ada tiga macam yaitu sebagai berikut :
1)      Mempunyai nilai mendidik. Bila suatu tindakan disetujui, anak merasa hal itu baik.
2)      Mempunyai nilai penghargaan yang berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku yang disetujui secara sosial.
3)      Penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial, tiada penghargaan melemahkan keinginan untuk mengulangi perilaku ini.

Berdasarkan uraian di atas betapa pentingnya penghargaan yaitu sebagai motivasi anak untuk lebih giat belajar dalam mencapai hasil belajar yang baik. Maka hal tersebut harus dilaksanakan dalam proses belajar pendidikan biologi untuk mendongkrak semangat siswa dalam belajar. Sehingga tujuan pendidikan biologi dapat tercapai secara maksimal.
8.      Hukuman
Starawaji (2010:36) mengatakan bahwa fungsi hukuman ada tiga macam, yaitu sebagai berikut:
1.      Menghalangi, maksudnya hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh seseorang atau masyarakat.
2.      Mendidik, sebelum anak mengerti peraturan mereka akan dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain salah dengan mendapat hukuman karena melakukan tindakan yang salah dan tidak menerima hukuman bila mereka melakukan tindakan yang diperbolehkan.
3.      Memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak diterima masyarakat.

Dapat dimengerti bahwa hukuman dapat memberikan konstribusi yang nyata dalam memotivasi siswa dalam memperoleh ilmu pengetahuan pada lembaga pendidikan. Hukuman sangat diperlukan dalam rangka menjauhi sifat-sifat buruk atau menyimpang dari anak didik.
Starawaji (2010:40) menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan, hukuman harus memenuhi suatu persyaratan yang baik, yaitu sebagai berikut:
a.       Hukuman harus disesuaikan dengan pelanggaran, dan harus mengikuti pelanggaran sedini mungkin sehingga anak-anak akan mengasosiasikan keduanya.
b.      Hukuman yang diberikan harus konsisten sehingga anak itu akan mengetahui kapan saja suatu peraturan dilanggar, hukuman tidak dapat dihindari.
c.       Hukuman harus konstruktif sehingga memberi motivasi untuk yang disetujui secara sosial di masa mendatang.
d.      Adapun bentuk hukuman yang diberikan, sifatnya harus impersonal sehingga anak itu tidak akan menginterpretasikannya sebagai “Kejahatan” si pemberi hukuman.
e.       Hukuman tidak boleh membuat anak merasa terhina atau menimbulkan rasa permusuhan.
f.       Hukuman harus mengarah ke pembentukan hati nurani untuk menjamin pengendalian prilaku dari dalam di masa mendatang.

Maka proses pemberian hukuman kepada anak didik yang diberikan dan diterapkan dalam memotivasi siswa dalam belajar harus dipertimbangkan dengan baik. Hal ini akan menjadi motivasi bagi anak didik dalam mencapai tujuan belajar dan prestasi belajar.
Sebagai pendukung kelima faktor di atas, Sardiman (2002:123) menyatakan bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar adalah sebagai berikut:
1)      Pemberian angka.
2)      Persaingan/ kompetisi.
3)      Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri.
4)      Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar terutama kalau terjadi kemajuan.
5)      Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal ini merupakan bentuk penguatan positif.


Jadi hal di atas merupakan suatu usaha yang sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Guru harus memiliki sifat profesional dalam memotivasi siswa dalam pembelajaran. Besarnya motivasi belajar siswa akan mempengaruhi pada besarnya hasil belajar siswa yang akan diraih oleh sebuah lembaga pendidikan.

Popular posts from this blog

Macam-Macam Amtsal dan Contohnya

Langkah-Langkah Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TANAMAN SAWI