DAHSYATNYA KEUNTUNGAN SHALAT BERJAMAAH



Shalat secara berjamaah memiliki nilai filosofis yang sangat tinggi dimana shalat berjamaah mampu mempersatukan umat. Shalat berjamaah merupakan tolok ukur persatuan umat. Semakin banyak umat Islam melakukan shalat berjamaah, maka akan semakin kuat pula persatuan umat dalam kelompok jamaah tersebut. Salah satu karakter umat muslim bersatu ditandai dengan kuatnya muslim dalam melaksanakan shalat secara berjamaah.
Kedudukan shalat secara berjamaah dalam Islam merupakan wasilah yang paling ampuh dalam menghapus perbedaan status sosial antara kaum muslimin, menghilangkan sikap fanatik terhadap warna kulit, suku bangsa, dan keturunan. Shalat berjama’ah mendorong seseorang untuk meninggalkan kebiasaannya yang suka menyendiri sehingga kaum muslimin dapat saling bergaul dan mengenal di antara mereka. Dengan demikian, akan tercipta rasa saling menyayangi dan persaudaraan yang mengakar kuat sehingga umat menjadi umat yang bersatu padu dalam wadah kesatuan. Selain itu, shalat berjama’ah juga akan membimbing seseorang untuk hidup teratur dan disiplin. Hal ini disebabkan karena shalat jamaah mendidik dan mengajarkan nilai kebersamaan kepada muslim yang melaksanakan shalat secara berjamaah.
Shalat jamaah hukumnya adalah sunat muakkad dan sunat yang sangat dikuatkan karena sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Shalat berjamaah memiliki faedah yang sangat banyak dan tak terhingga pahalanya. Shalat jamaah mengajak umat manusia menuju persatuan yang kuat. Adapun fadhilat atau hikmah shalat berjamaah antara lain:
  1. Pahala dua puluh lima derajat dibandingkan shalat secara munfarid
Diberikan pahala oleh Allah SWT dua puluh kali pahala orang yang mengerjkan shalat dengan tidak berjamaah. Hal tersebut seperti pesan Nabi muhammad SAW kepada Abu Hurairah: Shalat olehmu hai Abu Hurairah secara berjamaah walaupun kamu shalat sambil duduk sekalipun, maka bahwasanya Allah SWT akan memberikan kepadamu dengan setiap kali berjamaah dengan pahala dua puluh shalat yang lain dari shalat yang dilakukan dengan tidak secara berjamaah (sirussalikin, hal 180).

Hadits tersebut menunjukkan bahwa pentingnya shalat secara berjamaah dan sangat perlunya melakukan shalat berjamaah. Hadits tersebut juga mengisyaratkan bahwa apabila seorang muslim tidak mampu berdiri karena sakit atau uzur yang lain sekalipun dituntut untuk melaksanakan shalat secara berjamaah. Dan pahala yang diberikan oleh Allah SWT pun sama seperti dua puluh pahala shalat seorang muslim yang melakukan shalat secara tidak berjamaah.
  1. Diangkat dua puluh lima kelebihan daripada muslim yang tidak berjamaah
Muslim yang berjamaah akan diangkat dua puluh lima derajat daripada muslim yang tidak berjamaah. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw yang mengatakan bahwa: kelebihan shalat berjamaah atas shalat seorang laki-laki (tidak berjamaah) dua puluh lima kelebihan, dan kelebihan shalat sunat pada rumah atas memperbuat ia pada mesjid seperti kelebihan shalat berjamaah atas shalat orang tidak berjamaah.
Kata laki-laki yang ada dalam hadits tersebut tidak hanya ditujukan kepada laki-laki saja, akan tetapi diperintahkan pula kepada kaum wanita yang siap dalam melakukan shalat secara berjamaah. Kaum wanita yang melakukan shalat secara berjamaah juga akan mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah SWT. Dalam hal ini posisi kaum wanita sama dengan kaum laki-laki dalam memperoleh derajat ketakwaannya. Kaum laki-lakai dan kaum perempuan yang melakukan shalat secara berjamaah akan memperoleh dua puluh lima derajat ketakawaan di sisi Allah SWT.

Hadits ini menunjukkan bahwa kaum wanita memiliki hak yang sama dengan kaum laki-laki dalam memperoleh derajat ketaqwaan. Tidak ada diskriminasi dalam islam kepada kaum wanita dalam memperoleh kedudukan ketaqwaan yang lebih tinggi. Kaum wanita yang mengerjakan shalat berjamaah akan mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT.
Tentu kita bertanya tentang pahala dua puluh lima pada sembahyang berjamaah tersebut. Dalam kitab Ianatut Thalibin disebutkan bahwa pahala dupuluh lima tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Pahala menjawab azan dengan niat sembahyang berjamaah
2)     Membesarkan Shalat pada awal waktu
3)     Berjalan kepada mesjid dengan kebaikan
4)     Masuk mesjid dengan penuh harapan
5)      Sembahyang Tahyat Mesjid

6)     Intizarul Jamaah
7)      Shalat malaikat bersama jamaah
8)     bersaksi malaikat pada shalat berjamaah
9)     Menjawab Iqamah
10) Lari syetan ketika iqamah
11)   Berdiri bersama ketika ihram imam
12)  Mendapat pahala Takbiratul Ihram bersama imam
13)  Menyamakan Shaf
14)  Saddu farjiha
15)  Jawaban makmum ketika imam selesai membaca samiallahu liman hamidah

16)  Terpelihara daripada lupa
17)  Peringatan kepada imam yang lupa
18) Menghasilkan khusyu’
19)  Selamat daripada yalha
20)Baik tingkah laku shalatnya
21)  Ihtifaf malaikat
22) Menjaga tajwid al-Qur’an
23) Mengetahui rukun dan ab’az rukun
24) Melahirkan syiar Islam
25) Terjauh dari godaan syetan
26) Saling membantu dalam berbuat kebajikan
27) Nasyatul mutakasal
28)Selamat dari sifat nifaq
29) Selamat dari buruk sangka
30)Niat membalas salam Imam
31)  Bersatu dalam berdoa
32) Bersatu dalam Zikir
33) Diberikan keberkatan kepada jamaah yang kurang
34) Membangun persatuan sesama tetangga
35) Menghasilkan kesungguhan pada waktu shalat
Dan inilah kelebihan yang diberikan kepada muslim yang melakukan shalat secara berjamaah pada shalat yang disirkan bacaannya yaitu shalat Zhuhur dan Shalat Ashar. Karena hadits tersebut disabdakan oleh nabi Muhammad SAW pada ketika sahabatnya hendak melaksanakan shalat Zhuhur ataupun pada ketika Shalat Asar.
  1. Memperoleh dua puluh tujuh derajat.
Hal ini sebagaimana Sabda Nabi yang mengatakan bahwa: Shalat berjamaah itu melebihi ia akan shalat seorang diri dengan dua puluh tujuh derajat.
Berbeda dengan hadits sebelumnya yang menyatakan bahwa setiap muslim dan muslimah yang mengerjakan shalat secara berjamaah akan mendapat ketinggian dua puluh lima derajat, dan hadits ini menyatakan bahwa seorang muslim yang melakukan shalat secara berjamaah akan mendapat ketinggian derajat sebanyak dua puluh tujuh derajat. Dimanakah letak perbedaan hadits tersebut?
Letak perbedaannya adalah hanya pada asbabun wurudnya saja, hadits ini disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk menyatakan kelebihan shalat berjamaah pada shalat fardhu yang bacaannya dijiharkan seperti shalat Shubuh, Magrib dan Isya. Pada shalat yang bacaannya dijiharkan oleh imam ada dua tambahan kelebihan lagi yaitu Mamum diam dan mendengar bacaan imam dan Mengamini oleh makmum dan malaikat ketika imam selesai membaca surat Al-Fatihah.
  1. Berjamaah dimekkah akan mendapatkan pahala seratus ribu pahala dibandingkan berjamaah di tempat lain.
Pahala yang diberikan oleh Allah ini merupakan pahala yang sangat istimewa apabila seorang muslim melakukan shalat secara berjamaah di Negeri Mekkah khususnya di Mesjid Al-Haram. Hal ini seperti yang diriwayatkan oleh Hasan Basri yang katanya: Satu shalat di kota Mekkah akan digandakan dengan seratus ribu pahala shalat pada tempat yang lain atau mesjid yang lain. Puasa sehari di Mekkah akan digandakan pahalanya dengan seratus ribu hari pahala puasa di tempat yang lain dan bersedekah satu dirham di kota Mekkah akan digandakan seratus ribu dirham di tempat yang lain. Demikian pula kebajikan yang lain yang dilakukan di Kota Mekkah akan digandakan pahalanya seratus ribu pahala daripada melakukan kebajikan di tempat selain kota Mekkah.
Hadits tersebut di atas menunjukkan keistimewaan beribadah di kota Mekkah daripada beribadah di tempat-tempat lain karena kota Mekkah merupakan kota yang sangat dimuliakan oleh Allah SWT. Kota Mekkah merupakan kota suci yang sangat dihormati oleh para nabi dan rasul. Oleh sebab demikian Allah memberikan seratus ribu pahala bagi orang yang melakukan segala macam kebaikan pada tempat tersebut.

  1. Kelebihan pahala yang berbeda pada waktu shalat yang berbeda
Sabda Nabi SAW: yang terlebih afzal segala shalat pada Allah Ta’ala itu adalah shalat subuh pada hari jum’at. Maka yang terlebih muakkad berjamaah selain pada Subuh hari jum’at adalah shalat subuh secara berjamaah pada hari-hari yang lain, kemudian shalat Isya, Kemudian Ashar, kemudian Zhuhur, kemudian magrib secara berjamaah.
Setiap shalat fardhu yang dilakukan secara berjamaah memiliki tingkatan pahala tersendiri karena shalat farzhu memiliki waktu yang berbeda-beda. Shalat Shubuh dilakukan mulai terbit fajar yang kedua sampai terbitnya matahari. Shalat Zhuhur dilaksanakan mulai tergelincirnya matahari sampai nampak bayangan matahari dua kali bayangan yang ditimbulkan oleh barang yang berdiri tegak. Shalat ashar dilaksanakan mulai tergelincirnya dua bayangan matahari sampai dengan terbenamnya matahari. Shalat magrib dilaksanakan mulai terbenam matahari sampai timbulnya cahaya kekuning-kuningan. Dan shalat isya dimulai dari hilangnya cahaya kekuning-kuningan sampai terbitnya fajar pertama (fajar kazib).
Oleh karena itu, waktu juga sangat mempengaruhi pahala orang melakukan ibadah. Contonya saja pada waktu shalat subuh, seorang sangat sukar untuk bangun karena sulitnya bangun pada waktu tersebut. Pada waktu shalat Ashar juga orang sangat sulit mengerjakan sembahyang berjamaah karena faktor kelelahan karena kegiatan yang lain. Maka oleh sebab itu Allah SWT memberikan pahala yang berbeda-beda kepada seorang muslim yang berjamaah setiap shalat farzu yang dilakukan. Dari hadits di atas menunjukkan bahwa shalat subuh pada hari Jum’at lebih berkualitas mutu pahala jamaahnya dari pada shalat secara berjamaah pada waktu subuh pada hari-hari yang lain. Shalat berjamaah pada waktu shalat subuh pada hari selain hari jum’at lebih baik kualitas pahalanya daripada shalat selain shalat subuh. Shalat Isya secara berjamaah kualitas pahalanya lebih baik daripada shalat secara berjamaah pada waktu shalat Ashar, Shalat Ashar secara berjamaah lebih baik kualitas jamaahnya ketimbang shalat Zhuhur yang dilakukan secara berjamaah, Shalat Zhuhur secara berjamaah lebih baik kualitas jamaahnya ketimbang kualitas pahala jamaah shalat Magrib.
Untuk mempermudah penjelesannya dapat dilihat tingkatannya sebagai berikut:

1)      Shalat Subuh secara berjamaah pada hari Jum’at
2)     Shalat Subuh secara berjamaah pada bukan hari Jum’at
3)     Shalat Isya secara berjamaah
4)     Shalat Ashar secara berjamaah
5)     Shalat Zhuhur secara berjamaah
6)     Shalat Magrib secara berjamaah

  1. Perlindungan dan Kelepasan dari Api Neraka
Shalat berjamaah juga dapat melindungi diri seorang muslim daripada api neraka. Hal ini seperti ditegaskan oleh Rasulullah SAW: barangsiapa shalat subuh secara berjamaah kemudian duduk menyebut nama Allah (berzikir) hingga naik matahari niscaya Allah akan memberikan perlindungan daripada api neraka dan lepas ia daripada api neraka.
Hadits di atas menunjukkan bahwa orang yang melaksanakan shalat shubuh secara berjamaah kemudian diiringi dengan zikir (mengingat Allah SWT) sampai matahari sudah bercahaya terang, Allah akan memberikan kepada orang tersebut perlindungan dan kelepasan daripada api neraka. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya shalat berjamaah dan dengan menggunakan sedikit waktu pagi untuk mencapai tujuan kebahagiaan di akhirat kelak. Kelepasan daripada api neraka merupakan tujuan yang sangat diidamkan oleh muslim dunia.

  1. Diangkat lima puluh derajat bagi musafir yang meaksanakan shalat secara berjamaah
Musafir merupakan orang yang bepergian jauh dalam mencapai tujuan yang baik. Musafir diberikan kemudahan oleh Allah SWT dalam beribadah, shalatnya boleh dijamak dan diqashar. Akan tetapi apabila seorang muslim melaksanakan shalatnya dengan tidak dijamak atau diqashar dan dilakukan secara berjamaah, niscaya Allah akan melipat-gandakan ketinggian derajatnya. Hal ini seperti Sabda Nabi SAW: shalat seorang laki-laki di dalam berjamaah, lebih ia dibanding shalat seorang dengan tidak berjamaah dua puluh lima derajat, shalat ini dilakukan di dalam negeri dengan tidak musafir. Maka apabila ia shalat secara berjamaah ketika musafir, maka menyempurnakan ia akan wudhunya, ruku nya, dan sujudnya sempurna dengan syaratnya dan rukunnya, niscaya akan diberikan oleh Allah SWT lima puluh derajat, karena tiada muakkad berjamaah pada hak orang musafir karena musyakkah.
Kenapa Allah SWT memberikan ketinggian derajat sebanyak lima puluh derajat kepada musafir (muslim yang sedang melakukan perjalanan jauh) karena orang musafir sangat sulit melakukan shalat secara berjamaah ketika dalam perjalanannya. Oleh karena itu Allah akan mengangkat derajat orang yang mengingatnya pada waktu yang sempit.

  1. Terbebas daripada sifat Nifaq
Nifak merupakan penyakit hati yang terkadang ada pada manusia. Shalat berjamaah dapat menghilangkan sifat nifak tersebut dengan alasan jamaah merupakan wahana dalam mempersatukan umat. Apabila seorang muslim yang suci hatinya dalam melaksanakan shalat berjamaah maka Allah akan menghilangkan segala sifat nifaq dalam hati manusia. Hal ini sesuai dengan Sabda Nabi SAW yang mengatakan bahwa: Barang siapa orang yang melakukan shalat berjamaah empat puluh hari niscaya disuratkan oleh Allah SWT baginya akan kelepasan daripada neraka dan kelepasan daripada nifak.
Hadits di atas menunjukkan bahwa orang melaksanakan shalat secara berjamaah selama empat puluh hari berturut-turut, niscaya Allah akan menghilangkan sifat kemunafikan daripada orang tersebut. Jamaah merupakan wahana dalam membersihkan dan mengobati penyakit hati seperti nifaq. Nifak merupakan sifat yang sangat berbahaya yang dapat menyebabkan manusia terjerumus ke dalam kesesatan dan kemalangan. Oleh sebab itu shalat berjamaah menjadi paramedis yang mampu menghilangkan sifat kemunafikan pada hati manusia.
Dan setengah riwayat menyatakan bahwa: barang siapa shalat empat puluh hari di dalam berjamaah dengan mendapat ia akan takbiratul pertama yaitu takbiratul ihram bersama imam, niscaya allah swt akan menyurat baginya dua kelepasan, yaitu kelepasan daripada neraka dan kelepasan daripada nifak (munafik).
Hadits ini menunjukkan adanya syarat yang harus dipenuhi oleh seorang muslim yang berjamaah agar terlepas daripada api neraka dan terlepas dari sifat kemunafikan yaitu muslim yang berjamaah yang mendapat takbiratul ihram bersama imamnya, bukan muslim yang melaksanakan shalat berjamaah yang digolongkan kepada jamaah masbuq.
  1. Masuk Syurga dengan tiada hisab
Hari hisab merupakan hari penghitungan segala amal manusia baik amal saleh maupun amal thaleh. Manusia akan mendapatkan balasan amalnya walaupun amal yang sangat ringan sekalipun. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang menyatakan bahwa “setiap orang yang melakukan kebaikan sebesar biji sawi, niscaya allah akan membalasnya dan orang yang melaksanakan keburukan sebesar biji sawi juga akan mendapat balasan”. Balasan kebaikan adalah surga dan balasan keburukan adalah neraka.
Shalat secara berjamaah merupakan wahana untuk menghilangkan proses hisab yang dijanjikan oleh rasulillah SAW. Hal ini seperti yang dinyatakan Nabi Saw: barang siapa shalat dua bardain (shalat fajar dan shalat ashar) secara berjamaah, niscaya masuk syurga ia dengan tiada hisab.
Hadits ini menunjukkan bahwa ada dua shalat farzhu yang dapat menghilangkan hari hisab apabila keduanya dilakukan yaitu shalat subuh dan shalat ashar. Shalat subuh dan shalat ashar shalat dua bardaini (dua kesejukan), karena perbuatan shalat keduanya pada dua waktu sejuk pada waktu pagi dan petang. Karena semua orang sangat sulit melakukan kegiatan pada waktu tersebut karena kondisi cuaca pada kedua waktu tersebut dapat dikatakan waktu yang dingin. Maka Allah memberikan keutamaan pada kedua waktu tersebut pada shalat berjamaah. Orang yang melaksanakan shalat berjamaah pada waktu tersebut dengan ketulusan hatinya akan dapat meraih surga dengan tanpa melewati hisab (penghitungan amaliyah).
  1. Mendapat sepuluh kebaikan dan menghilangkan sepuluh kejahatannya
Kebaikan dan kejahatan merupakan dua hal yang berbeda. Setiap manusia terkadang melakukan kebaikan dan terkadang melakukan kejahatan baik dalam besar maupun kecil. Namun manusia tidak luput daripada dosa baik dosa besar maupun dosa kecil. Kebaikan terkadang bertambah dan terkadang menurun, begitu pula dengan keburukan, terkadang bertambah dan terkadang mengecil. Namun, shalat berjamaah merupakan wahana dalam menambah kebaikan dan menurunkan kejahatan, akan tetapi kejahatan yang berhubungan dengan Allah SWT. Bila kejahatan yang dilakukan dengan manusia, maka kemaafannya adalah dari manusia yang menjadi objek kejahatannya. Dalam hal ini Nabi SAW bersabda: Barangsiapa mengahdiri shalat jamaah, niscaya disuratkan oleh Allah SWT baginya sepuluh kebaikan pada perginya dan pulangnya daripada berjamaah dan dihapuskan daripadanya sepuluh kejahatan dan diangkatkannya sepuluh derajat.
Dari hadits di atas menunjukkan bahwa Allah akan menambah sepuluh kebaikan dan menghapus sepuluh kejahatan ketika seorang muslim mendatangi jamaah. Begitu pula ketika ia pulang dari jamaah, dia akan mendapatkan sepuluh kebaikan dan terhapus sepuluh kejahatannya. Jadi, shalat berjamaah dapat meningkatkan seorang muslim pada tingkat yang tinggi dan dapat menjadikan muslim menjadi muslim yang terhapus dosanya, sehingga ia akan memperoleh kebahagiaan di akhirat kelak.


  1. Mendapatkan sembahyang yang lebih sempurna
Semua muslim menginginkan sembahyang yang afzal (lebih baik), begitu pula dengan sembahyang. Muslim menginginkan pahala sembahyang yang lebih baik dan berpotensi. Maka oleh sebab itu nabi menganjurkan kepada muslim untuk shalat secara berjamaah. Karena sembahyang yang afzal pahalanya bagi orang yang berkedudukan di samping mesjid adalah sembahyang yang dilaksanakan secara berjamaah. Hal ini seperti Sabda Nabi Muhammad SAW : Tiada shalat bagi orang yang bertetangga dengan mesjid kecuali sembahyang pada mesjid.
Hadits di atas bermakna bahwa tidak afzal sembahyang seorang muslim yang rumahnya dekat mesjid, kecuali muslim tersebut sembahyang secara berjamaah di dalam mesjid. Jadi makna “la shalata” bukan bermakna tidak sah sembahyang, tetapi tidak afzal sembahyang seseorang yang rumahnya berdekatan dengan mesjid kecuali sembahyang berjamaah di mesjid tersebut. Sembahyang yang dimaksudkan adalah sembahyang fardhu atau sembahyang yang ada hubungannya dengan jamaah. Maka selain sembahyang yang dimaksudkan terlebih afdhal muslim mengerjakannya di rumah masing-masing.
  1. Mendapat Rahmat dan jauh dari azab Allah SWT
Rahmat merupakan bentuk kasih sayang Allah SWT yang diberikan kepada manusia. Muslim yang mendapat rahmat dari Allah akan memperoleh kebahagiaan di dunia ini. Shalat berjamaah merupakan ajang dalam memperoleh rahmat dari Allah SWT. Hal tersebut seperti Hadits Rasulullah SAW yang mengatakan bahwa: shalat berjamaah adalah rahmat yang terlebih baik daripada dunia dan isinya dan menjauhi jamaah adalah azab.
Hadits di atas memiliki makna bahwa muslim yang berjamaah akan membuka jalan untuk mendapatkan rahmat daripada Allah SWT. Berjamaah merupakan wahana dalam mempersatukan umat. Umat muslim yang tidak berjamaah berarti muslim tersebut telah mengurangi rasa persatuan diantara sesama muslim. Dan orang yang yang tidak berjamaah, maka dia akan terasing dari persatuan umat. Shalat berjamaah merupakan wahana untuk mempersatukan umat Islam.
Perumpamaan orang muslim yang melaksanakan shalat secara berjamaah seperti air yang sangat banyak, dimana air tersebut tidak akan bernajis apabila terjatuh najis ke dalamnya, kecuali berubah rasanya, warnanya dan baunya. Berbeda dengan air yang sedikit yang terjatuh najis kedalamnya, maka air tersebut akan menjadi najis walaupun tidak berubah rasanya, warnanya dan baunya. Umat islam yang berjamaah akan terjauh dari godaan syetan di dalam sembahyangnya.
Sedangkan seorang muslim yang melaksanakan shalat secara tidak berjamaah, diumpamakan seperti kambing yang terasing dari kelompoknya (jamaahnya). Kambing tersebut akan sangat mudah diterkam dan dimakan oleh harimau. Artinya, muslim yang melaksanakan shalatnya secara berjamaah, akan terjauh dari kekuatan setan. Muslim yang melaksanakan shalat secara tidak berjamaah, akan mudah digoda oleh setan sehingga sembahyangnya sia-sia belaka. Sembahyang seorang diri juga tidak diberikan pahala yang sempurna kecuali barang yang diakalkannya. Sedangkan sembahyang secara berjamaah akan disuratkan baginya pahala sembahyang yang sempurna.
  1. Memperkuat Tali persaudaraan
Umat muslim adalah umat yang bersaudara. Tanpa persaudaraan antara umat muslim maka Islam akan mudah dihancurkan. Oleh sebab itu Imam Razi mengatakan bahwa: shalat berjamaah itu merupakan tali Allah (Hablul Allah) yang diperintahkan oleh Allah untuk berpegang teguh dengannya. Hal ini seperti firman Allah SWT yang mengatakan bahwa: Berpegang teguhlah kamu pada tali Allah.
Berpegang teguh dengan tali Allah yang ada dalam Al-Qur’an adalah selalu berpegang teguh dengan ajaran agama Islam. Agama Islam dinamakan dengan tali karena jalan yang benar itu sangat sulit didapatkan sehingga kebanyakan orang terjatuh dan melepas jalan kebenaran. Faktanya adalah kebanyakan manusia di dunia ini suka dan melakukan kemaksiatan dan minimnya manusia yang melakukan kebaikan. Orang yang berpegang teguh pada tali Allah yaitu agama Islam maka akan sejahtera dan terjauh dari  terjerumus ke dalam hal-hal yang memilukan.

  1. Mendapat Kediaman di dalam surga
Surga merupakan tempat yang paling baik di akhirat kelak. Berbagai pemandangan yang belum pernah kita rasakan di dunia ini akan ditampilkan dan diperlihatkan di sana. Allah SWT menjanjikan surga bagi orang yang melaksanakan shalat secara berjamaah. Nabi Muhammad SAW bersabda: Allah SWT telah menjadikan sebuah kota di dalam surga yang dinamakan dengan Madinatul Jalal, di dalam dusun tersebut dibangun sebuah mahligai yang dinamakan dengan mahligai a’zmah, di dalamnya dibangun sebuah rumah yang dinamakan baitur rahmah, di dalam rumah tersebut terdapat empat ribu tempat tidur, pada setiap tempat tidur terdapat ribu bidadari, dan pada bidadari tersebut terdapat sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak terdengar oleh telinga, dan tidak terlintas oleh perasaan. Kemudia sembah seorang sahabat: Ya Rasulullah, kepada siapa syurga tersebut diberikan? Nabi menjawab: kepada orang yang melaksanakan shalat lima waktu secara berjamaah.
Hadits tersebut merupakan hadits yang menggambarkan tempat muslim yang shalat fardhunya secara berjamaah. Allah akan memberikan sebuah kota yang sangat indah di dalam surga kepada orang yang melaksanakan shalat farzhu secara berjamaah.

  1. Mendapat pahala melebihi dunia dan seisinya
Dunia ini merupakan tempat muslim mempersiapkan bekal untuk akhirat. Dunia ini tidak bernilai apa-apa bagi Allah SWT. Dunia ini hanya bernilai bagi orang yang mempergunakan dunia demi akhirat. Shalat secara berjamaah akan dijanjikan oleh Allah SWT pahala yang menandingi dunia seisinya. Sabda Nabi SAW: daripada Abdurrahman bin Awuf RA, Bahwasanya datang bagi kelompok perniagaan di Mesir empat Ratus unta beserta muatannya, maka keluar ia untuk mendapatkan perniagaan tersebut. Maka lambat kembalinya sehingga luput ia daripada takbiratul ihram beserta nabi pada sembahyang subuh. Ia mendapatkan sembahyang berjamaah bersama rasulullah pada ketika ruku’ pada rakaat yang pertama. Maka tatkala selesai ia bersembahyang, maka bersedekah ia akan empat ratus unta yang datang dari Mesir pada jalan allah, Maka ia bertanya kepada Rasulullah: Ya Rasulullah, apa yang aku kerjakan, apakah tercapai aku akan pahala takbiratul ihram?, Nabi menjawab: Tidak, Maka ia bertanya: Ya Rasulullah, bila Aku sedekahkan barang muatan yang dibawa oleh unta-unta tersebut, apakah tercapai aku akan pahala takbiratul ihram? Nabi menjawab: Tidak, Abdurrahman Bin Awuf bertanya lagi: apakah apabila aku merdekakan setiap hamba sahaya yang ada pada setiap untaku, apakah tercapai akan pahala takbiratul ihram? Nabi menjawab: Tidak, kemudian nabi bersabda: Wahai Abdurrahman Bin Awuf! Apabila dunia ini beserta isinya adalah hartamu dan kamu jadikan sedekah pada jalan allah niscaya kamu tidak dapat mencapai kelebihan pahala takbiratul ihram.
Hadits di atas mengisyaratkan bahwa kelebihan menyertai imam ketika takbiratul ihram melebihi nilai dunia ini beserta isinya. Kelebihan dan keutamaan shalat berjamaah akan dapat memberikan kontribusi yang sangat besar dalam meraih cita-cita akhirat.


Maka jadikanlah shalat jamaah sebagai sebuah kebutuhan dalam dunia ini sebagai sarana dalam membentuk persatuan dan kesatuan antara sesama muslim dan mempererat hubungan kita dengan agama Allah sehingga apa yang kita cita-citakan tercapai dan memperoleh kebahgiaan duni dan di akhirat,
Amin ya Rabbal alamin.....

Popular posts from this blog

Macam-Macam Amtsal dan Contohnya

Langkah-Langkah Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TANAMAN SAWI