Daun Sirih Sebagai Pestisida Alam

Daun Sirih Sebagai Pestisida Alam

Indonesia sebagai negara agraris sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani engan beranekaragam tanaman pertanian yang dapat di konsumsi sebagai sumber karbohidrat maupun sumber vitamin. Banyak petani menanam padi sebagai penghasil karbohidrat sekaligus sebagai makanan pokok di sebagian besar wilayah Indonesia, namun sekarang ini para petani banyak merugi disebabkan oleh rusaknya tanaman karena serangan.



Hal tersebut membuat para petani untuk mengunakan pestisida sebagai obat pembunuh hama serangga yang menyerang tanaman padinya. Pestisida tersebut memang cukup ampuh untuk mengusir bahkan membunuh hama serangga, namun pestisida yang digunakan oleh para petani adalah pestisida sintetis yang tidak ramah lingkungan dan dapat menyebabkan pencemaran terhadap tanah. Pestisida sintetis juga dapat menyebabkan keracunan terhadap makhluk yang mengkonsumsi hasil dari pertanian tersebut.

Daun sirih merupakan salah satu tanaman yang mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula, kavikol (chavocol) dan fenol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur karena memiliki daya antiseptik kuat dan daya bunuh terhadap patogen lima kali lebih baik dari fenol biasa. Maka oleh sebab itu ekstrak daun sirih merupakan pestisida alami atau pestisida nabati yang dapat menghambat jamur, serangga dan hama lainnya pada tanaman.

Suwartiningsih menjelaskan bahwa pestisida nabati yang terkandung dalam ekstrak daun sirih bersifat ramah lingkungan kerena bahan ini mudah terdegradasi di alam sehingga aman bagi manusia maupun lingkungan bahkan bahan yang digunakan pun tidak sulit untuk dijumpai. “Pestisida nabati daun sirih merupakan produk alam dari tumbuhan sirih yang mempunyai kelompok metabolit sekunder atau senyawa bioaktif.  Jadi, tanaman sirih telah diketahui mengandung bahan-bahan kimia yang dapat membunuh, manarik, atau menolak serangga”.

Darmadi menambahkan bahwa “dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis”. Untuk mengikat tingkat keefektifan dosis yang digunakan, dapat dilakukan dengan eksperimen. Jika satu saat dosis yang digunakan tidak mempunyai pengaruh, dapat ditingkatkan hingga terlihat hasilnya. Karena penggunaan pestisida alami relatif aman dalam dosis tinggi sekali pun, maka sebanyak apapun yang diberikan tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati.





Popular posts from this blog

Macam-Macam Amtsal dan Contohnya

Langkah-Langkah Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TANAMAN SAWI